Tenang saja
Aku sudah terbiasa mencium bantal
dan guling
Memeluknya dengan mesra hingga
memadu keduanya
Tak perlu risaukan
Dinding kamar sudah bukan lagi
orang lain, ku anggap saudara dekat
Langit-langit kamar juga semakin
enggan mengawasiku, dia sudah bosan
Tak mengapa
Jika lantai tak ingin aku memijaknya,
aku akan terbang dengan pesawat
Atau, aku bisa menaiki permadani
Aku sadar
Lemari pakaianku memang selalu
menyodorkan cermin setiap menjelang tidur
Setiap malam aku berkaca, mengoreksi
wajah dan selain itu
Lalu tersenyum…