Berita (7) Buku Saya (3) Cerpen (31) Download Novel (2) lain-lain (1) Musik (7) Puisi (39)

Translate

Rabu, 18 April 2012

Kita Mesti Waspada



Menulusuri kota kala pagi mengingatkan pada kepedihan semalam di sebuah gang kecil menghadap kota mati, sebelah kaki-kaki pencakar langit

Di sana tak ada lagi tumbuhan yang menjalar pada pagar beton rumah orang termasyur, dia sudah mati kemarin tergigit malam bertaring jingga, tak layak kau lihat

Semua karena dia berlari terlalu cepat, serobot sana-sini menikam segalanya sampai mati. Akhirnya dia cepat mati disumpahi rumput yang tak tertoleransi.

Sejuk tinggal kata, dan panas menggagaskan pasir-pasir yang beterbangan. Luas. Tak terpandang lagi: aromanya seperti bau rumput yang kering—padahal sudah lama hilang

Di sini aku berdiri menyibakkan rambut untuk melihat lebih jelas, kalau bisa aku memancarkan sinar dan menerangi kota hidup yang tak bernyawa; semakin tak ada suara karena dingin, dingin dan beku: semuanya beku—orang-orang dan hewan seperti tak ada bedanya dengan pohon beringin yang renta, terbakar bakaran sampah dengan sedikit saja hijau

Ada angin kecil yang menyapu kakiku, suaranya sendu dan sedikit berair;seperti menangisi tanah di bawah berton-ton beton dan air comberan yang menjijikkan

Sekarang masih sepi, sedetik kemudian kuda besi tampakkan taring. Menakutkan dan suram. Di dalamnya hampir setan

Dalam setiap tapak, adalah kata-kata yang menggerogoti. Sebentar-sebentar berhenti, lalu berjalan. Sebentar ke depan, lalu menoleh ke belakang dan teringat corak masa lalu berkali-kali. diam. Kembali berjalan.

Meski tak berjalan, kuda besi tetap berjalan sampai malam kembali tiba. Pun awan berceceran setelahnya pada kilometer ratusan di ujung sana

Dan kita kembali berhenti menunggu pagi, jika tak ingin kelelawar bertaring merobek leher kita

Dan kau mesti waspada kalau-kalau beton-benton ini sampai pada waktu rubuhnya

Jangan sampai terhanyut jika tak ingin menelusuri kota kala pagi dengan senyum durja dan tak seorangpun mengindahkan

Jangan tergegas terlampau jauh

0 komentar: