—Skenario Monolog
Oleh: Hasbullah, Mei 2006
Cerita ini berawal di sebuah desa yang damai dan indah, Di desa itu lahirlah seorang anak yang tumbuh dewasa dengan sehat. Pemuda sehat ini tinggal di sebuah gubuk yang terbuat dari kayu, bangunan itu tidak menggunakan paku untuk menyambung tiap tiang, lantai yang tersusun dari bambu yang dibelah, atapnya terbuat dari daun rumbia, dindingnya dari kulit kayu. Umur bangunan itu kira-kira sudah lebih dari 100 tahun turun temurun dari moyangnya, wajarlah kalau bangunan itu agak-agak gimanaaaa gitu. Sebelah barat tak jauh dari pondok itu, ada sebuah sungai yang mengalir deras dengan air yang bersih, jernih, dengan suara gemericik yang harmoni berbarengan dengan kicauan burung yang saling bersahutan, sepanjang tepian sungai tumbuh subur pohon bambu atau awi atau bulo. Sang pemuda yang cerdas adalah tipe orang pekerja keras. Dia bekerja menggarap lahan sebelah timur gubuknya dengan giat. Dia menanami lahan itu dengan tanaman standar petani (singkong alias sampeuk atau tenggeng atau menggale),